Selasa, 01 November 2011

SEMUA BERTASBIH


A.       Semua Bertasbih

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah.  Dan tidak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.  Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” QS. Al Israa (17) : 44.

Apa yang mereka lakukan, langit, bumi dan semua mahluk yang ada didalamnya sedang bertasbih dengan caranya mengagungkan Allah.  Air yang mengalir, petir yang menyambar, angin yang berhembus, sinar yang memancar, burung yang sedang terbang, semua mempunyai cara sendiri untuk bertasbih dan sembahyang.

“Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah : kepada-Nya bertasbih apa yang dilangit dan dibumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya.  Masing-masing telah mengetahui sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”  An Nuur (24) : 41.

Mereka melakukan semua itu dengan keikhlasan dan ketaatannya, semua tunduk, berjalan dalam suatu rangkaian ketetapan yang harmonis.  Seluruh kegiatan mahluk disekitar kita sebenarnya merupakan bentuk tasbih dan sembahyang.

Bagaimana dengan manusia?

Bentuk tasbih yang dilakukan berbeda.  Masing-masing bertasbih dengan caranya sendiri.  Manusia dan jin diberi kebebasan oleh Allah untuk bertasbih atau tidak tentu dampaknya/konsekwensinya akan kembali pada mahluk itu sendiri.  Manusia dan jin memiliki kesadaran sendiri karena derajat “akal” yang diberikan Allah SWT lebih dari benda-benda yang kita anggap mati.
 
Bentuk ibadah yang dilakukan oleh manusia dan jin merupakan fitrah, dan apabila dilanggar sama dengan melanggar fitrah.  Saya contohkan : pada saat anda sedang mules, ingin buang air besar, maka fitrahnya adalah untuk segera dikeluarkan.  Jika kita langgar dengan cara menahannya, yang terjadi bisa merambat kemana-mana, dari sembelit sampai yang terparah karena tumpukan toksin yang terakumulasi tidak segera dikeluarkan.

Salah satu bentuk ibadah yang nyata adalah Shalat 5 waktu.  Dikatakan dalam hadist, bahwa shalat 5 waktu sehari semalam itu ibarat kita mandi 5 kali sehari.  Tentu tujuan yang dicapai dari ibadah ini adalah peningkatan kwalitas jiwa, meskipun menurut penelitian gerakan-gerakan shalat mampu meningkatkan kesehatan, tapi itu bukanlah tujuan utama.  Jika dilanggar, shalat dilakukan dengan tujuan lain bukan niat karena Allah, efeknya akan berimbas pada kwalitas jiwa itu sendiri.  Efeknya akan nampak pada saat si manusia itu menghadapi persoalan / permasalahan.  Orang yang benar-benar mendirikan shalat akan memiliki keyakinan dan kesabaran yang tinggi, apa pun permasalahannya akan selalu dihadapi dengan penuh keyakinan bahwa segala yang ada ini datangnya dari Allah, dan Allah pulalah yang akan menghilangkannya.  Singkat kata, mereka tidak mudah stress dalam menjalani hidup.    

Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu'min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu , dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar. (Annisaa (4) : 162)

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab   dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari  keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat  Allah   adalah  lebih  besar  . Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Ankabuut (29):45)

Allah berfirman pada ayat di atas, peningkatan kwalitas jiwa dilakukan dengan shalat, tetapi shalat yang dibarengi dengan ilmu dan kefahaman.  Dengan begitu, shalat yang kita lakukan akan berbias pada segala tingkah laku perbuatan kita, mampu mengendalikan diri dari perbuatan keji dan munkar.  Jangan heran jika kita menemui banyak orang yang shalat tapi kelakuannya tidak mencerminkan tercegahnya dari perbuatan keji dan munkar, karena yang dilakukan hanya sekedar “menggugurkan” kewajiban, meskipun efek raga/jasmaninya sehat, tetapi hasilnya bukanlah merupakan suatu bentuk tasbih kepada Allah, karena pikirannya tidak tertuju pada (mengingat) Allah SWT.     

B.      Semua Bergerak

“dan sebagian dari tanda-tanda-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur.  Sesungguhnya Tuhan menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” QS. Fushshilat (41) : 39.

Barangkali jika kita melihat air yang mengalir, pikiran kaum materialis akan mengatakan bahwa itu memang sudah sifatnya, bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.  Itu sudah hukum alam. Batu, gunung, lempeng-lempeng bumi, pulau dan benua juga bergeser dan mengembang itu juga wajar.  Mereka tidak bisa bergerak sendiri dan kita anggap mati.  Namun tidaklah demikian, sesungguhnya mereka sedang bergerak, berkehendak menuju tujuan tertentu.

Seluruh mahluk yang ada dibumi, baik yang hidup dan yang dikatakan mati sebenarnya bergerak terbawa bumi yang sedang berotasi.  Matahari juga bergerak pada orbitnya mengelilingi sesuatu yang lebih besar lagi.  Lalu kita sebut saja galaksi ternyata juga sedang bergerak berpusar mengelilingi yang jauh lebih besar lagi dan seterusnya.   Semua bergerak dalam ketaatan dan keikhlasan, tidak membantah dan tunduk berdasarkan “ketentuan”.

Ternyata, yang “lebih besar” lagi itu juga berpusar mengelilingi “sesuatu”.  Semuanya berjalan sangat seimbang, serasi, terkoordinasi dengan sangat baik dan sangat teliti, seolah-olah sebuah tubuh raksasa yang sangat besar dengan organ tubuhnya adalah galaksi, matahari, planet-planet dan mahluk didalamnya.  Semuanya seperti terkendali, oleh “sesuatu” yang menurut kesimpulan saya berdasarkan dalil Al Qur’an berpusat kendali di “arsy”.

“Sesungguhnya, Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘arsy’ untuk mengatur segala urusan……..” QS. Yunus (10):3.

Semua bagian terkecil di alam semesta ini saling terkoordinasi dengan bagian-bagian lainnya yang lebih luas, hingga membentuk suatu system organisme.  Dan dia bergerak berdasarkan suatu kendali.

Apa hubungannya semua ini dengan manusia?  Ternyata, kalau kita perhatikan, seluruh titik ditubuh kita pun bergerak, penyusun darahpun bergerak dalam suatu wadah organisme yang disebut jasad, semua berpusar mengikuti ‘suatu’ kendali.  Dimana? Siapa?....

Demikian Allah melalui alam semesta memberikan pelajaran kepada manusia, agar dengan memperhatikan alam sekitarnya, kita akhirnya bisa mengambil suatu pelajaran.

“Allah mencahayai langit dan bumi.  Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar.  Pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur dan tidak disebelah barat, yang minyaknya hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.  Cahaya di atas cahaya, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” QS. An-Nuur (24):35.

C.  Keseimbangan

Semua yang ada dipermukaan bumi ini diperuntukkan buat manusia, mulai hutan, tanah, tambang, bebatuan, gunung-gunung, lautan dan isinya, angin dan sebagainya.  Semua sudah tersedia, tertata dengan keseimbangan yang tidak ada duanya, tinggal bagaimana manusia itu sendiri memanfaatkannya dengan baik atau tidak. 

Jika faham yang saya maksud dari uraian-uraian diatas, maka saya katakan bahwa bergeraknya benda-benda yang kita anggap mati itu sebenarnya sedang bergerak menuju ke keseimbangannya kembali.  Karena pada dasarnya semua yang diciptakan Allah SWT dalam posisi keseimbangan dan keteraturan yang sangat luar biasa. 

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Al Mulk (67) : 3)
Apabila terjadi sesuatu yang tidak seimbang, maka secara otomotis akan bergerak untuk kembali menjadi seimbang.  Demikianlah hal itu dirancang.
  
Seperti tubuh yang sedang sakit, sakit yang diderita manusia adalah suatu proses tubuh untuk mengeluarkan penyakit sehingga menjadi normal kembali.  Ibarat kita tersedak nasi, secara otomatis, kita akan bersin tanpa kita kehendaki dengan tujuan untuk mengeluarkan nasi tesebut yang dianggap dapat merusak dan membahayakan kesehatan jika tidak segera dikeluarkan. Dalam istilah pengobatan herbal/holistic, teori dimana tubuh akan bereaksi menuju keseimbangan menjadi sehat disebut dengan Healing Crisis/Reaksi Tindak balas.

Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikanmu seimbang, (Al Infithaar (82) : 7)

Sama intinya dengan bencana yang tengah terjadi akhir-ahir ini.  Bumi sedang bereaksi menuju kearah perbaikan dikarenakan adanya sesuatu yang tidak seimbang.  Sampai kapan?  Ya sampai semua yang rusak akibat keserakahan manusia kembali normal.  Kasarnya bumi ini sedang “balas dendam” dengan cara berproses menuju keseimbangan kembali.

“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar”  QS Ruum (30) : 41

Selama manusia bisa mengelola bumi dengan keseimbangan dan tidak memperturutkan hawa nafsunya, maka bumi pun akan terus memberikan manfaatnya untuk kehidupan manusia sampai kapanpun.  Jika tidak, maka siap-siaplah kita akan menghadapi kiamat yang sesungguhnya.

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya…” QS. AL Mu’minuun : 71

Bagaimana dengan Kiamat nanti, dimana bumi akan mengalami kehancurannya?  Jelas, bakal lebih ekstrim lagi.  Bumi akan diganti dengan bumi yang lain, begitupun langit.  Itulah yang disebut AKHIRAT.

Wallahu’alam bi sawab

Rabu, 20 Juli 2011

KETIKA ADAM DI SURGA



Adam Melanggar perintah Allah

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu, lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. QS. Al A’raaf (7) : 11

 Ketika Adam sudah dijadikan,sebagai khalifah untuk menghuni bumi dan kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan oleh Malaikat (membuat kerusakan dimuka bumi), maka Allah memerintahkan kepada Malaikat dan Iblis untuk sujud pada Adam.   Hanya Iblis yang menolak untuk sujud.

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud  di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" QS. Al A’raaf (7) : 12)


Oleh sebab kesombongan Iblis, maka Allah mengusirnya keluar dari surga.  Tetapi Iblis meminta kepada Allah agar diberi tangguh umurnya sampai hari manusia dibangkitkan kembali oleh Allah SWT., dan diperkenankan mengajak keturunan adam yang durhaka kepada Allah sebagai temannya di neraka.  Sebagaimana firman Allah :
Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya".(Al A’raaf (7) : 18)

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (29)
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, (30)
kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.(31)
Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"(32)
Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"(33)
Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,(34)
dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat."(35)
Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan (36)
Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh (37)
sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan (38) QS. Al Hijr (15))

Adam tinggal di’Surga’

Sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an, maka Allah mempersilahkan Adam untuk tinggal di “Surga” menikmati segala yang ada ditempat itu.  Dikatakan “surga” yang ditempati adam itu adalah sebuah taman, yang mengalir sungai dibawahnya, teduh, tidak panas dan tidak dingin.  Tetapi, satu hal yang harus ditaati oleh Adam dan isterinya, yaitu dilarang mendekati sebuah pohon yang disebut “sajaratil khuldi”

Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang  kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini . yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.(Qs. Al Baqarah (2) : 35)
  
Kenyataannya Iblis memanfaatkan kesempatan itu untuk menjerumuskan Adam dan isterinya yang berada di”surga” dengan cara menghasut mereka berdua agar memakan buah dari pohon khuldi itu.

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal ". QS. Al A’raaf (7) : 20

Lalu bagaimana iblis bisa masuk kembali ke surga untuk menghasut Adam dan isterinya, sedangkan Allah jelas-jelas sudah mengusirnya dari surga?  Apakah itu artinya surga yang ditempati Adam dan istrinya itu surga yang berbeda dengan yang ditempati malaikat dan Iblis sebelum diusir dari surga?  Kenyataannya dalam Al Qur’an, pada saat Adam diciptakan dan diberi ujian dengan menyebutkan nama-nama yang mana para malaikat akhirnya mengakui kepandaian mahluk Allah itu, ada kesan Adam memang tidak berada di Surga itu, tetapi ditempat dimana Adam juga tidak mengetahui bahwa dia (Adam) sedang diperbincangkan.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:  "Mengapa Engkau hendak menjadikan  di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:  "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Qs. Baqarah (2) : 30)

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama  seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"( QS. Al Baqarah (2) : 31)

Lalu dimana Adam?  Kalau memang Adam berada disurga, mungkinkah Iblis masih bisa keluar masuk surga walaupun dengan cara sembunyi-sembunyi?......
Selanjutnya dikatakan, bahwa iblis berhasil menghasut keduanya, hingga ‘nampak’ lah aurat keduanya, lalu mereka sadar dan malu serta buru-buru menutupinya dengan daun-daun.  Mereka bertaubat dengan kalimat-kalimat yang diajarkan Allah.


maka syaitan membujuk keduanya  dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS. Al A’raaf (7) : 22)


Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al A’raaf (7) : 23)

 Tragedi ini menunjukkan kepada Malaikat bahwa mahluk yang bernama Adam ini berbeda dengan mahluk yang diciptakan sebelumnya.  Adam menunjukkan sikap beradab, dan sebagai manusia yang berbuat salah, segera menyadari kesalahannya lalu segera bertaubat.

Adam diturunkan dari ‘Surga’

Karena "kesalahan" Adam adalah melanggar apa yang dipertintahkan Allah untuk tidak mendekati pohon khuldi, akhirnya Allah menyuruh kepada Adam dan isterinya untuk turun dari ‘surga’nya ke bumi karena di bumi itu mereka berdua akan mendapati kesenangan kehidupan  yang lain sampai dengan batas waktu yang ditentukan.

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan  di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan"(Al Baqarah (2): 36)
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak  mereka bersedih hati".(Al Baqarah (2): 38)

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (Qs. Ali Imran (3) : 33)

Kalau memang Allah mengusir Adam dan isterinya dari surga, bukankah bertentangan dengan kalimat Allah sendiri.  Mengapa di usir? Bukankah Adam dan isterinya itu  memang dijadikan untuk menghuni bumi?
 Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu  kamu akan dibangkitkan.(Qs. Al A’raaf (7) : 25)

Ayat ini menyebutkan semua drama kehidupan manusia dimulai dari bumi, dan sampai akhirnya juga dibangkitkan dibumi juga.
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.(Qs. Al-A’raaf (7):27)

Apa yang menjadi pertanyaan adalah, kalau semua drama kehidupan itu dibumi, apakah ini berarti surga dan neraka juga dibumi? Bumi yang mana? Surga dan neraka yang mana?

Subhanallah....

Wallahu a’lam Bishowab


 


Senin, 27 Juni 2011

Permata Kehidupan : PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DALAM AL QUR'AN

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Suatu ketika, seorang kawan bertanya pada saya, tentang bagaimana alam semesta ini diciptakan, dan tua mana fosil-fosil manusia yang ditemukan oleh para arkeolog itu dengan nabi Adam as. 
Al Qur’an menjelaskan, Allah mengajak manusia agar tidak serta merta menerima informasi begitu saja, melainkan haruslah disertai dengan ilmu pengetahuan tentang informasi tersebut.  Allah mengajak manusia agar tidak mengikuti secara buta kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat, agar merenung dengan terlebih dahulu menyingkirkan segala prasangka, hal tabu, dan batasan yang ada dalam pikiran mereka.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (al Israa’ (17) : 36)

Selayaknya, manusia harus berfikir tentang bagaimana sesuatu itu menjadi ada termasuk diri dan alam semesta ini.  Bagaimana ia diciptakan, dan bagaimana ia dihancurkan kembali. 
Menurut saya, informasi apapun dalam hal tentang kejadian/penciptaan bisa saja kita ambil, tetapi tidaklah diterima begitu saja tanpa mencari kebenarannya. 

Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut "tanda-tanda", yang berarti "bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran." Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh  tanda-tanda  bagi kaum yang memikirkan. (Qs: 2. Al Baqarah : 164)

Jadi, adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang mengaku beriman untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.

B. Alam Semesta diciptakan

Ada beberapa teori mengenai awal kejadian alam semseta ini diciptakan.  Kalangan filsafat materialis berpendapat, bahwa seluruh alam semesta ini terbentuk melalui serangkaian peristiwa yang disebutnya “Kebetulan”. Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut "model alam semesta yang statis", alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.

Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah.
Benarkah demikian?

Secara jujur jika kita melihat dan mau berfikir, adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, keteraturan, keserasian, dan keseimbangan yang terjadi di alam semesta ini bukanlah terjadi secara kebetulan.  Ada scenario dan kendali yang amat dahsyat didalamnya.

Dunia yang kita huni ini termasuk salah satunya.  Bagaimana bumi ini diciptakan teramat istimewa, sehingga sangat cocok bagi berlangsungnya kehidupan oleh mahluk hidup.  Semua ini menggambarkan adanya bukanlah suatu hal yang kebetulan.  Keteraturan ini membuktikan kekuasaan Allah yang abadi, Yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan lalu memberinya bentuk.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis. Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan, dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu ledakan besar.

Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada  di  atas  mereka, bagaimana  Kami  meninggikannya  dan  menghiasinya  dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (QS. Qaf 56 : 6)
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)

Allah SWT berfirman, bahwa langit itu ditinggikan dan diluaskan olehNya.  Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa kenyataannya, alam semesta saat ini sedang mengembang.

Saya akan coba menggambarkan agar lebih mudah dimengerti, kita bayangkan alam semesta ini seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada permukaan balon akan saling menjauhi karena balonnya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai.
Secara tidak langsung, pemuaian yang terjadi menunjukkan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal yang mengandung semua materi alam semesta. Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big Bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.

Perhatikan ayat berikut ini :

”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dengan kekuatan.. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.  Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Qs. Al Anbiyaa’ (21) : 30”)

“Volume nol” hanya sekedar gambaran untuk memudahkan pemahaman tentang konsep “ketiadaan”  dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai "titik yang memiliki volume nol". Sebenarnya, "titik yang tidak memiliki volume" ini berarti "ketiadaan". Alam semesta muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.  Diciptakan dari sebuah ledakan yang sangat dahsyat, memisahkan langit, matahari dan planet-planet lainnya termasuk bumi.

Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.

Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu.

Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan bukan dogma materialis. Kaum Filsafat materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu "kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita.

Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran empat belas abad yang lalu.

Masa Penciptaan

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan  matahari, bulan dan bintang-bintang  tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam (Qs. Al A’raaf (7): 54) 

Al-Qur'an tidak mengatakan "50.000 tahun" waktu bumi. Karena waktu ini adalah waktu relatif di suatu tempat di “langit” bagi Allah, di mana satu hari sama dengan 1.000 tahun waktu bumi. Hari relatif tersebut merupakan umur alam semesta di mana sistem tata surya manusia (kita) berada.  
“Naik Malaikat dan ruh kepadaNYA dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun" (al-Ma'arij 70 : 4)
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.(Qs. Al Hajj (22) : 47)

Kita semua mengetahui, bahwa dalam alam semesta ini terdapat benda-benda angkasa dalam jumlah yang sangat besar.  Triliyunan planet, matahari, meteor, kemudian milyaran galaksi supercluster dan benda-benda angkasa lainnya. Tapi Allah memilih bumi sebagai tempat tinggal mahluk hidup termasuk manusia.
Bumi didesain oleh Allah sang maha pencipta, sebagai tempat terjadinya drama kehidupan sampai dengan terjadinya kiamat.

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (Al A’raaf 7 : 25)

Bumi diadakan oleh Allah SWT untuk manusia, mulai atmosfer, gunung-gunung, hujan, angin, tanaman dan binatang.  Semuanya diciptakan sesuai dengan keperluan manusia untuk hidup.  Manusia memperoleh segala yang diinginkan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga dengan segala macam fasilitas yang disediakan memungkinkan manusia untuk berketurunan dari generasi ke generasi selanjutnya selama ribuan tahun.

Pada waktu penciptaan sudah disebutkan melalui proses yang sangat lama.  Allah sengaja mempersiapkan bumi dan langit sebelum dijadikannya Adam sebagai manusia modern agar layak dihuni. 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk  ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (Qs. Ar Ruum (30) : 24)

Kita kembali kepada teori big bang.  Sudah saya sebutkan di atas, bahwa alam semesta yang berawal dari “satu titik bervolume nol” yang dikompres sedemikian kuat seperti pegas akhirnya menjadi tidak stabil.  Sehingga seluruh material cikal bakal alam semesta itu berhamburan ke segala penjuru langit.  Pada saat itulah penciptaan alam semesta dimulai.

Menurut para pakar astronomi, kejadian tersebut terjadi sekitar 12 milyar tahun yang lalu.  Dalam kurun waktu itu, secara berangsur-angsur alam semesta mengalami pendinginan, dan bersamaan itu pula secara bertahap langit semakin mengembang dan terciptalah galaksi, bintang-bintang, planet-planet serta satelit.    
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dengan kekuatan.. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.  Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Qs. Al Anbiyaa’ (21) : 30”)

Selama jutaan tahun kemudian, alam semesta tidak mengalami perubahan yang berarti, tetapi terus mengembang ke segala penjuru (bayangkan dengan balon yang ditiup).  Barangkali, beberapa waktu lalu diberitakan di televisi, bahwa telah ditemukan sebuah benda angkasa yang semakin membesar, berjarak milyran tahun cahaya.  Ini merupakan salah satu bukti bahwa alam semesta saat ini sedang mengembang, seperti yang difirmankan oleh Allha SWT dalam al qur’an Adz-Dzaariyat, 51: 47.

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)

Lalu diperkirakan sekitar 5 milyar tahun yang lalu, terbentuklah matahari kita.  Matahari, berdasarkan penelitian para pakar astronomi, dulunya berasal dari gas panas yang berpusar.  Di tengah pusaran itulah cikal bakal matahari, sedangkan dipinggirannya terjadi pendinginan local yang lebih cepat daripada pusatnya.  Akibat pendinginan local tersebut, terjadilah padatan-padatan yang kemudian terpental dari pusaran.  Padatan-padatan yang terpental inilah cikal bakal planet-planet termasuk planet bumi.

Diperkirakan permulaan kehidupan dimuka bumi ini baru muncul sekitar 3,5 Milyar tahun yang lalu, jadi selama milyaran tahun  Allah mempersiapkan kondisi bumi mulai dari saat bumi masih sangat panas hingga berangsur-angsur mendingin dan memadat.

Allah mulai menghidupkan bumi yang mati (kering) itu dengan air, lalu ditumbuhkannya tumbuh-tumbuhan perintis, mahluk air, kemudian berkaki.  Tumbuhan dan binatang diciptakan Allah terlebih dahulu sebelum manusia dan jin.  Tumbuhan dibutuhkan untuk pembentukan oksigen bagi kehidupan manusia kelak sampai kadarnya memungkinkan, maka diciptakanlah berbagai jenis binatang.

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs.An Nuur (24) : 45)

Sadarkah kita, sebenarnya disisi Allah, waktu tersebut hanya 2 hari disisiNya? Padahal yang demikian itu sudah berlangsung milyaran tahun.

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam."(Fushilat (41) : 9)

Jadi sekitar 50.000 tahun yang lalu, diperkirakan Adam diciptakan sebagai manusia pertama.

Sekali lagi, MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA, dan planet Biru tempat kita hidup adalah telah dirancang secara khusus dan "disempurnakan" oleh Allah bagi manusia sebagaimana disebutkan dalam Al Quran (QS. An-Naazi'aat, 79: 30).

"Allah lah yang manjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupa-mu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Mahaagung Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al Mu'min, 40: 64)

Bersiaplah untuk mulai menjelajahi alam semesta, yang menunjukkan betapa Tak Terbatasnya Pengetahuan dan Kekuatan Allah.

Rabu, 18 Mei 2011

Adam bukan manusia pertama?

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:  "Mengapa Engkau hendak menjadikan  di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:  "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Qs. Al Baqarah (2) : 30)

Di awali dari firman Allah SWT di atas, ketika Allah SWT hendak menjadikan Adam As sebagai khalifah dimuka bumi, para malaikat mempertanyakan ‘pelantikan’ beliau.  Mengapa?  Apabila kita perhatikan dialog antara Allah dengan para malaikat Nya ini, kita bakal bertanya, ‘kok’ malaikat tahu bahwa, jika Allah akan menjadikan Adam sebagai khalifah dipermukaan bumi, nantinya bakalan membuat kerusakan di bumi?? Apa sih pengertian khalifah sebenarnya?  Bukankah seorang khalifah itu mempunyai umat?? Apakah pada masa itu sudah ada manusia lain sehingga Allah tidak mengatakan ‘menciptakan’ manusia baru sebagai khalifah? Justru menyebut kata “menjadikan” yang lebih mengisyaratkan makna “memilih” satu diantara sekian banyak manusia yang akan memimpin bumi?

Yang jelas, pada masa itu Adam dijadikan khalifah sama seperti nabi-nabi lainnya, yaitu mempunyai umat yang harus dipimpin.

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (Qs. Ali Imran (3) : 33)

Mungkin kita akan kembali berfikir, apakah itu artinya Adam dilahirkan dari manusia-manusia sebelumnya?  Sebab gambaran kita selama ini adalah; Allah menciptakan Adam dari tanah, lalu membentuknya seperti boneka dan meniupkan sebagian ruh Nya kedalamnya dengan kalimat “Kun Fa Ya Kun”… Kalau kita mengatakan Adam ternyata memang dilahirkan, artinya Adam adalah mahluk yang mengalami evolusi dan artinya lagi kita mendukung “Teori Evolusi Darwin”, donk..???

Bisa jadi Adam itu dilahirkan, sebab dalam surah dan ayat yang lain, Allah menyamakan penciptaan nabi Isa as sama dengan penciptaan nabi Adam as.

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imran (3) : 59)

Dari ayat di atas, Allah mengatakan bahwa penciptaan Isa adalah sama seperti penciptaan Adam, jika boleh saya katakan artinya Allah juga mengisyaratkan penciptaan Adam juga sama dengan penciptaan Isa.  Kalau Isa dilahirkan tanpa Ayah hanya dari seorang perempuan tanpa ‘hubungan’ dengan pasangannya, begitupun dengan Adam, dilahirkan dari seorang perempuan tanpa ‘hubungan’ dengan pasangannya juga.

ketika  Tuhanmu  berfirman  kepada   malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia (Basyar) dari tanah".
Maka  apabila telah Kusempurnakan kejadiannya  dan Kutiupkan kepadanya ruh Ku;   maka hendaklah  kamu  tersungkur dengan  bersujud kepadanya".(QS.As Shaad (38) : 71 – 72)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (insaan) dari tanah liat kering  dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Qs. Al Hijr (15) : 26) 

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (29)

Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, (30)(Qs. Al Hijr (15) : 29-30)

Ayat di atas menginformasikan pada kita, bahwa Allah menciptakan manusia (basyar), lalu setelah sempurna kejadiannya dan ditiupkan Ruh Allah padanya, maka malaikat diperintah sujud pada manusia (insan) yang disebut Adam.

Sebagai keterangan tambahan perlu saya sertakan dalam tulisan ini, kutipan dari sebuah buku karangan Harun Yahya mengenai hasil penelitian oleh ahli paleontologi terkenal, Mary Leakey, tahun 1977 di daerah Laetoli, Tanzania:

"Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan kapan manusia pertama kali muncul di Bumi, kita harus meninjau kembali catatan fosil. Catatan ini menunjukkan bahwa umat manusia di bumi sudah berusia jutaan tahun.
            Penemuan ini terdiri atas kerangka dan tengkorak kepala manusia, dan jejak peninggalan berbagai bangsa yang hidup di zaman yang berbeda. Salah satu peninggalan manusia tertua adalah "jejak kaki" yang ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal, Mary Leakey, tahun 1977 di daerah Laetoli,   
Tanzania.Peninggalan ini amat menghebohkan dunia ilmiah. Menurut riset, usia lapisan tempat jejak kaki ini ditemukan adalah 3,6 juta tahun. Russell Tuttle, yang menyaksikan jejak kaki itu, menulis: Jejak kaki itu mungkin berasal dari seorang Homo sapiens yang bertubuh kecil, tanpa alas kaki… Ciri morfologis yang dapat dikenali pada kaki makhluk yang meninggalkan jejak tersebut tak bisa dibedakan dengan kaki manusia modern.
Penelitian objektif atas jejak kaki itu mengungkapkan pemilik kaki yang sebenarnya. Dua puluh buah tapak kaki itu, yang sudah menjadi fosil, berasal dari manusia modern yang berusia 10 tahun, dan 27 buah tapak kaki lainnya berasal dari manusia yang bahkan lebih muda.”

Barangkali sudah cukup jelas bagi kita, bahwa dari penemuan bukti-bukti sejarah di atas membantah adanya teori evolusi Darwin yang intinya menyatakan bahwa manusia merupakan evolusi dari kera.  

Dikatakan dengan jelas jika kera pada masa itu tidak mengalami evolusi, begitupun dengan manusia.  Intinya, kera pada jaman itu memang sudah ada, dan manusia pun sudah ada dengan ditemukannya bukti berupa jejak telapak kaki manusia.  Hanya saja yang membedakan manusia jaman itu dengan jaman lahirnya generasi Adam As berdasarkan keterangan para malaikat dalam Al Quran  surah Al Baqarah (2) : 30.adalah tabiat dan kesempurnaan akalnya. 

Gambar disamping ini adalah penemuan berikutnya yang merupakan sisa-sisa pondok batu berusia 1,7 juta tahun. yang ditemukan oleh Louis Leakey tahun 1970-an di daerah Olduvai Gorge. Reruntuhan pondok itu berada pada lapisan berusia 1,7 juta tahun. Sudah diketahui bahwa struktur bangunan seperti ini, serupa dengan yang masih ada di Afrika masa kini, hanya mampu dihasilkan oleh Homo sapiens, atau dengan kata lain, manusia modern. Yang terungkap dari reruntuhan ini adalah, manusia hidup satu zaman dengan makhluk yang dianggap para evolusionis sebagai makhluk serupa kera, yang mereka anggap nenek moyangnya.

Baiklah, sekarang akan saya coba ceritakan kembali sedikit tentang tentang sejarah manusia (purba?).  Dalam teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin, apa yang disebutnya sebagai “manusia purba” dalam skenario khayalan sebenarnya adalah kera yang telah punah, dan apa yang digolongkan kepada seri fosil  tersebut merupakan anggota dari beragam ras manusia yang hidup di masa lampau dan telah menghilang. Para pendukung teori evolusi menyusun beragam kera dan fosil manusia dalam urutan dari yang terkecil kepada yang terbesar untuk membentuk skema "evolusi manusia".

Berdasarkan hasil penelitian, bagaimanapun telah menunjukkan bahwa fosil-fosil ini sama sekali tidak mengarah kepada proses terjadinya evolusi dan beberapa dari fosil yang dianggap sebagai nenek moyang manusia ini benar-benar kera dan sebagian lagi benar-benar manusia.  Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satu pun bentuk antara (bentuk perubahan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk tersebut. Para evolusionis mencari bentuk-bentuk antara ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali tidak ditemukan jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah dilakukan dengan penuh semangat selama 150 tahun.   

Demikian informasi yang saya peroleh dari beberapa literature mengenai keruntuhan teori evolusi.
Ringkasnya, Al Basyar adalah spesies manusia yang memiliki ciri fisik sama dengan manusia modern (kita saat ini).  Fosil-fosilnya ditemukan berusia sekitar 2-10 juta tahun yang lalu.  Sampai sekarang pun ilmu pengetahuan modern belum bisa menginformasikan asal-usul  dan darimana kemunculannya di bumi.   Sedangkan Al Insan adalah spesies manusia yang berasal dari al basyar yang berakal.  Diperkirakan peradabannya baru puluhan ribu tahun.  Kemunculannya dibarengi dengan adanya peradaban lebih maju dalam hal pertanian dan peternakan yang dilakukan oleh keturunannya (Qabil, Habil dan keturunan Adam).
QS. Al Baqarah (2) : 30 - 38

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (30)

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"(31)

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (32)

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (33)

Apa yang tidak diketahui oleh malaikat adalah, bahwa ternyata mahluk yang bernama manusia generasi Adam  itu berbeda dengan yang diciptakan sebelumnya.  Manusia Adam mengetahui nama-nama yang tidak diketahui para malaikat, manusia Adam memiliki kecenderungan sifat benar dan salah, manusia Adam mempunyai kesadaran jika berbuat suatu kesalahan maka ia segera bertobat.

 Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al A’raaf (7):23)

Akhirnya, setelah malaikat mengetahui bahwa manusia yang akan dijadikan khalifah itu berbeda dengan sangkaan mereka, barulah mereka menjawab seperti dalam yang tercantum dalam Al Baqarah ayat 32-33.

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?

Wallahu’alamu bi sawab