Senin, 27 Juni 2011

Permata Kehidupan : PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DALAM AL QUR'AN

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Suatu ketika, seorang kawan bertanya pada saya, tentang bagaimana alam semesta ini diciptakan, dan tua mana fosil-fosil manusia yang ditemukan oleh para arkeolog itu dengan nabi Adam as. 
Al Qur’an menjelaskan, Allah mengajak manusia agar tidak serta merta menerima informasi begitu saja, melainkan haruslah disertai dengan ilmu pengetahuan tentang informasi tersebut.  Allah mengajak manusia agar tidak mengikuti secara buta kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat, agar merenung dengan terlebih dahulu menyingkirkan segala prasangka, hal tabu, dan batasan yang ada dalam pikiran mereka.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (al Israa’ (17) : 36)

Selayaknya, manusia harus berfikir tentang bagaimana sesuatu itu menjadi ada termasuk diri dan alam semesta ini.  Bagaimana ia diciptakan, dan bagaimana ia dihancurkan kembali. 
Menurut saya, informasi apapun dalam hal tentang kejadian/penciptaan bisa saja kita ambil, tetapi tidaklah diterima begitu saja tanpa mencari kebenarannya. 

Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut "tanda-tanda", yang berarti "bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran." Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh  tanda-tanda  bagi kaum yang memikirkan. (Qs: 2. Al Baqarah : 164)

Jadi, adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang mengaku beriman untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.

B. Alam Semesta diciptakan

Ada beberapa teori mengenai awal kejadian alam semseta ini diciptakan.  Kalangan filsafat materialis berpendapat, bahwa seluruh alam semesta ini terbentuk melalui serangkaian peristiwa yang disebutnya “Kebetulan”. Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut "model alam semesta yang statis", alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.

Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah.
Benarkah demikian?

Secara jujur jika kita melihat dan mau berfikir, adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, keteraturan, keserasian, dan keseimbangan yang terjadi di alam semesta ini bukanlah terjadi secara kebetulan.  Ada scenario dan kendali yang amat dahsyat didalamnya.

Dunia yang kita huni ini termasuk salah satunya.  Bagaimana bumi ini diciptakan teramat istimewa, sehingga sangat cocok bagi berlangsungnya kehidupan oleh mahluk hidup.  Semua ini menggambarkan adanya bukanlah suatu hal yang kebetulan.  Keteraturan ini membuktikan kekuasaan Allah yang abadi, Yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan lalu memberinya bentuk.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis. Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan, dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu ledakan besar.

Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada  di  atas  mereka, bagaimana  Kami  meninggikannya  dan  menghiasinya  dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (QS. Qaf 56 : 6)
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)

Allah SWT berfirman, bahwa langit itu ditinggikan dan diluaskan olehNya.  Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa kenyataannya, alam semesta saat ini sedang mengembang.

Saya akan coba menggambarkan agar lebih mudah dimengerti, kita bayangkan alam semesta ini seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada permukaan balon akan saling menjauhi karena balonnya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai.
Secara tidak langsung, pemuaian yang terjadi menunjukkan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal yang mengandung semua materi alam semesta. Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big Bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.

Perhatikan ayat berikut ini :

”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dengan kekuatan.. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.  Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Qs. Al Anbiyaa’ (21) : 30”)

“Volume nol” hanya sekedar gambaran untuk memudahkan pemahaman tentang konsep “ketiadaan”  dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai "titik yang memiliki volume nol". Sebenarnya, "titik yang tidak memiliki volume" ini berarti "ketiadaan". Alam semesta muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.  Diciptakan dari sebuah ledakan yang sangat dahsyat, memisahkan langit, matahari dan planet-planet lainnya termasuk bumi.

Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.

Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu.

Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan bukan dogma materialis. Kaum Filsafat materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu "kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita.

Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran empat belas abad yang lalu.

Masa Penciptaan

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan  matahari, bulan dan bintang-bintang  tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam (Qs. Al A’raaf (7): 54) 

Al-Qur'an tidak mengatakan "50.000 tahun" waktu bumi. Karena waktu ini adalah waktu relatif di suatu tempat di “langit” bagi Allah, di mana satu hari sama dengan 1.000 tahun waktu bumi. Hari relatif tersebut merupakan umur alam semesta di mana sistem tata surya manusia (kita) berada.  
“Naik Malaikat dan ruh kepadaNYA dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun" (al-Ma'arij 70 : 4)
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.(Qs. Al Hajj (22) : 47)

Kita semua mengetahui, bahwa dalam alam semesta ini terdapat benda-benda angkasa dalam jumlah yang sangat besar.  Triliyunan planet, matahari, meteor, kemudian milyaran galaksi supercluster dan benda-benda angkasa lainnya. Tapi Allah memilih bumi sebagai tempat tinggal mahluk hidup termasuk manusia.
Bumi didesain oleh Allah sang maha pencipta, sebagai tempat terjadinya drama kehidupan sampai dengan terjadinya kiamat.

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (Al A’raaf 7 : 25)

Bumi diadakan oleh Allah SWT untuk manusia, mulai atmosfer, gunung-gunung, hujan, angin, tanaman dan binatang.  Semuanya diciptakan sesuai dengan keperluan manusia untuk hidup.  Manusia memperoleh segala yang diinginkan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga dengan segala macam fasilitas yang disediakan memungkinkan manusia untuk berketurunan dari generasi ke generasi selanjutnya selama ribuan tahun.

Pada waktu penciptaan sudah disebutkan melalui proses yang sangat lama.  Allah sengaja mempersiapkan bumi dan langit sebelum dijadikannya Adam sebagai manusia modern agar layak dihuni. 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk  ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (Qs. Ar Ruum (30) : 24)

Kita kembali kepada teori big bang.  Sudah saya sebutkan di atas, bahwa alam semesta yang berawal dari “satu titik bervolume nol” yang dikompres sedemikian kuat seperti pegas akhirnya menjadi tidak stabil.  Sehingga seluruh material cikal bakal alam semesta itu berhamburan ke segala penjuru langit.  Pada saat itulah penciptaan alam semesta dimulai.

Menurut para pakar astronomi, kejadian tersebut terjadi sekitar 12 milyar tahun yang lalu.  Dalam kurun waktu itu, secara berangsur-angsur alam semesta mengalami pendinginan, dan bersamaan itu pula secara bertahap langit semakin mengembang dan terciptalah galaksi, bintang-bintang, planet-planet serta satelit.    
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dengan kekuatan.. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.  Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Qs. Al Anbiyaa’ (21) : 30”)

Selama jutaan tahun kemudian, alam semesta tidak mengalami perubahan yang berarti, tetapi terus mengembang ke segala penjuru (bayangkan dengan balon yang ditiup).  Barangkali, beberapa waktu lalu diberitakan di televisi, bahwa telah ditemukan sebuah benda angkasa yang semakin membesar, berjarak milyran tahun cahaya.  Ini merupakan salah satu bukti bahwa alam semesta saat ini sedang mengembang, seperti yang difirmankan oleh Allha SWT dalam al qur’an Adz-Dzaariyat, 51: 47.

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)

Lalu diperkirakan sekitar 5 milyar tahun yang lalu, terbentuklah matahari kita.  Matahari, berdasarkan penelitian para pakar astronomi, dulunya berasal dari gas panas yang berpusar.  Di tengah pusaran itulah cikal bakal matahari, sedangkan dipinggirannya terjadi pendinginan local yang lebih cepat daripada pusatnya.  Akibat pendinginan local tersebut, terjadilah padatan-padatan yang kemudian terpental dari pusaran.  Padatan-padatan yang terpental inilah cikal bakal planet-planet termasuk planet bumi.

Diperkirakan permulaan kehidupan dimuka bumi ini baru muncul sekitar 3,5 Milyar tahun yang lalu, jadi selama milyaran tahun  Allah mempersiapkan kondisi bumi mulai dari saat bumi masih sangat panas hingga berangsur-angsur mendingin dan memadat.

Allah mulai menghidupkan bumi yang mati (kering) itu dengan air, lalu ditumbuhkannya tumbuh-tumbuhan perintis, mahluk air, kemudian berkaki.  Tumbuhan dan binatang diciptakan Allah terlebih dahulu sebelum manusia dan jin.  Tumbuhan dibutuhkan untuk pembentukan oksigen bagi kehidupan manusia kelak sampai kadarnya memungkinkan, maka diciptakanlah berbagai jenis binatang.

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs.An Nuur (24) : 45)

Sadarkah kita, sebenarnya disisi Allah, waktu tersebut hanya 2 hari disisiNya? Padahal yang demikian itu sudah berlangsung milyaran tahun.

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam."(Fushilat (41) : 9)

Jadi sekitar 50.000 tahun yang lalu, diperkirakan Adam diciptakan sebagai manusia pertama.

Sekali lagi, MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA, dan planet Biru tempat kita hidup adalah telah dirancang secara khusus dan "disempurnakan" oleh Allah bagi manusia sebagaimana disebutkan dalam Al Quran (QS. An-Naazi'aat, 79: 30).

"Allah lah yang manjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupa-mu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Mahaagung Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al Mu'min, 40: 64)

Bersiaplah untuk mulai menjelajahi alam semesta, yang menunjukkan betapa Tak Terbatasnya Pengetahuan dan Kekuatan Allah.