Selasa, 15 Januari 2013

Rumah Pertama itu...

Sebenarnya, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam benak saya, yang barangkali juga dianggap sebagai pertanyaan sepele, remeh, atau pertanyaan yang tidak perlu dicari jawabannya.  Apa itu? Seputar bulan Dzulhidjah;

  • Mengapa banyak anggapan bahwa bulan yang baik untuk menikah adalah bulan Dzulhidjah?
  • Mengapa puncak ibadah haji itu bulan Dzulhidjah?
  • Apa maksud dilakukannya perbuatan mencium “Hajar Aswad”?
  • Dan ayat :“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk  manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah  yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi alam seluruhnya “.(Ali Imran : 96)

Awal mula penasaran saya adalah dari ayat 96 surah Ali Imran di atas :… menjadi petunjuk bagi alam seluruhnya.

Ada petunjuk apa dalam ayat ini, sehingga dikatakan Ka’bah yang di Makkah sebagai “petunjuk” untuk alam semesta?

Oleh karena ini hanya pendapat / hasil pemikiran yang ingin saya bagi, benar salahnya saya kembalikan pada yang PUNYA ILMU, dan siapapun punya hak mengatakan apa yang ada dalam fikirannya terhadap saya.

Awalnya hanya iseng menghitung dari puncaknya bulan Haji (Dzulhidjah) tanggal 10 yang dikatakan sebagai Iedul Adha ke bulan Syawal tanggal 1 yang dikatakan sebagai Iedul Fitri.  Ternyata (kalau tidak salah hitung) jumlahnya 9 bulan 10 Hari.

Dan karena hamil itu lamanya juga 9 bulan 10 hari, maka saya punya kesimpulan kalau sel sperma bertemu dengan sel telur  pada hari Iedul Qurban ke 3,(12 Dzulhijjah) maka kurang lebihnya (tentunya banyak factor yang mempengaruhi tepat tidaknya) akan lahir pada tanggal 1 Syawal (Iedul Fitri). 

Pertemuan antara ovum (sel telur) dengan spermatozoa terjadi di saluran telur.  Setelah dibuahi lalu menuju rahim dan menempel di dinding rahim.  Nah, di Ovum inilah sebagai RUMAH/TEMPAT TINGGAL PERTAMA bagi sel sperma dan akan terus tumbuh berkembang setelah melakukan perjalanan menempel di dinding rahim, seperti biji (benih) yang ditanam di tanah subur.   

"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani  dalam tempat yang kokoh . (Al Mu’minun : 13)"
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk  yang  lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Al Mu’minun : 14)"

Dengan penafsiran saya yang bodoh ini, maka saya katakan bahwa  yang melekat di tanah “rahim” itu  disebut ‘Alaq.  Barang kali,  itulah suatu peristiwa dimana pertama kalinya kita diperintah untuk membaca, seperti disebut pada wahyu pertama turun kepada nabi Muhammad saw di gua hira.

Jika kita ingat pelajaran biologi tentang reproduksi, bahwa peristiwa setelah sel sperma berhasil  menembus dinding sel telur, maka sel sperma akan berkurban ekornya (terputus).  Begitupun pada peristiwa iedul Adha, Rasulluah juga berkurban di depan pintu Ka’bah.

"Sebagai Qurban yang disampaikan ke ka’bah (Al-Maidah, ayat 95)"
Kesimpulannya, Kalau gambaran Ka’bah mewakili ovum (rumah), maka Hajar Aswad mewakili inti selnya.  Itu sebab Hajar aswad dicium, sebagai simbol kepala sperma bertemu inti sel Ovum dan berkurban (terpotong) ekornya…. Dan itu pula sebab nabi Saw memotong Qurban di depan pintu Ka’bah.

Sekali lagi, telur inilah yang merupakan rumah kita yang pertama, jika kita adalah seekor spermatozoa dan rumah pertama kita ini mirip dengan ka’bah di Mekah.

Peristiwa  Iedul Qurban & ‘Iedul Fitri, adalah untuk memasangkan Rahim Ibu dengan Bumi. Tujuannya untuk memberikan pemahaman kepada manusia bahwa asal makhluk-makhluk keluar saja dari bumi seperti kisah Nabi Yahya yang keluar saja dari Rahim.

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk  manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah  yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi alam seluruhnya “.(Ali Imran : 96)

Wallahu’alam bisowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar